Memulai usaha bukanlah perkara mudah, namun bukan pula perkara sulit. Berwirausaha pada dasarnya bukan sebuah bakat, melainkan tekad kuat untuk terjun dalam dunia ekonomi. Tidak hanya itu, dalam berwirausaha kita juga harus memperhatikan peluang pasar.
Kita seringkali mendengar bahwa mahasiswa adalah agent of change. Tuntutan inilah yang harus kita buktikan bahwa memang benar mahasiswa harus melakukan perubahan salah satunya dengan menjadi pelaku usaha.
Menjadi pengusaha muda pada hakikatnya adalah suatu kebanggaan tersendiri ditengah persaingan dunia kerja. Mungkin hal ini yang mendorong salah satu mahasiswi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi (Fe) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) saudari Tya Siddatul Ula.
Latar belakang ia mendirikan usaha adalah berawal dari inisiatif, semangat yang kuat dan pandai membaca peluang. Memang itulah beberapa aspek yang harus dimiliki jika kita ingin terjun didunia usaha. Nama dari usaha yang didirikannya adalah Da.syidda yang merupakan produk makanan khususnya sambal yang terdiri dari beberapa varian. Diantara varian yang ditawarkan adalah sambal baby cumi, sambal tongkol suwir, sambal paru yang dalam proses produksi dibantu oleh 2 tetangganya.
“Sesibuk apapun jika kalian ingin menjadi seorang wirausaha, kalian akan meluangkan waktu untuk tetap istiqomah dalam menekuninya” ucap Tya sapaan akrabnya
Bagi banyak orang hambatan untuk memulai usaha adalah modal (financial). Namun beda dengan perempuan satu ini. baginya masalah terbesar dalam berwirausaha bukanlah sekedar modal, namun niat dan action itu yang paling utama.
“Terkadang orang memulai usaha kepingin cepat sukses, namun tak pernah mau belajar untuk memaksimalkanya. Bersusah susahlah dahulu, barulah titik kesuksesan ada digenggaman kita. Tidak ada sukses itu yang instan (diluar takdir yang telah dituliskan nya). Namun sebuah takdir juga harus ditempuh dengan proses ikhtiar, berdoa setlah itu pasrah” tambahnya
Di masa pandemi ini, banyak dunia usaha yang mengalami kesulitan financial bahkan tak sedikit usaha yang ditutup. Hal itu tak berlaku bagi aktivis perempuan yang sekaligus Ketua Komisariat PK PMII Lintang Songo Unusida ini. Ia menunjukkan eksistensi demi perkembangan usahanya, dengan cara mendapat fasilitas dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pangan Sidoarjo untuk berkonsultasi demi pengurusan legalitas produk, masuk menjadi peserta UMKM Sidoarjo, dan berpatisipasi dalam bazar yang digelar oleh pemerintah Sidoarjo.
“cintailah apa yang sedang kamu kerjakan. Jangan mudah tergiur dengan bisnis baru. Fokus pada satu bisnis yang sedang kamu jalani. Karena sukses atau tidaknya tergantung pada dirimu sendiri bukan orang lain. Berpindah-pindah bisnis hanya membuatmu menua tanpa hasil” pesannya
Penulis : Anggraini Setyo Pratiwi
Editor : Admin FE